Senin, 10 April 2017

Sopir Angkot KWK Ceritakan Awal Mula Penyanderaan Hermawan

Sopir Angkot KWK Ceritakan Awal Mula Penyanderaan Hermawan

Baca Juga


Cikal (31), supir angkot KWK T 25 jurusan Pulogebang - Rawamangun hari ini menjenguk Dafa, balita korban penyanderaan oleh Hermawan pelaku penodongan di angkot KWK T 25.
Usai menjenguk, Cikal bercerita bagaimana Hermawan naik Angkotnya. Saat itu ketika melintas di Pondok Kopi, naik Isnawati kemudian Risma Oktaviani bersama anaknya Dafa yang berumur 2 tahun
"Dari Pondok Kopi ada satu orang nenek duduk di depan, samping saya," jelas Cikal setelah menjenguk Dafa di RS Persahabatan, Jakarta Timur, Senin (10/4).
Cikal mengatakan setelah menempuh beberapa kilo dari Pondok Kopi, pelaku Hermawan baru naik ke mobil angkot yang ia kemudikan.
"Terus saya jalan ada berapa kilo naik pelaku itu di halte," ujarnya.
Perawakan pelaku Hermawan agak gemuk. Pakaian yang pelaku kenakan menurut cikal pun rapi, seperti orang ingin pulang kampung.
"Itu orangnya rapih seperti orang mau pulang kampung, bawa tas, bawa ransel pake jaket, rapih," jelas Cikal menggambarkan pelaku.
Tidak lama setelah pelaku duduk di Angkot, ia meminta handphone kepada Isnawati. Namun, awalnya Isnwati menolak. Lalu, pelaku menodongkan senjata tajam ke Risma.
"Dia minta hape, ibu Isnawati enggak ngasih tuh handphone, engga ngasih dia keluarkan senjata tajam megang ibu yang gendong bayi. Saya sempet berhenti nengok ke belakang", jelas Cikal.
"Jalan saja pir (sopir)," imbuh Cikal menjelaskan perintah pelaku kepadanya.
Sesampainya di Jalan Radin Inten, Jakarta Timur, pengemudi angkot ini segera mencari cara. Ia langsung mematikan mesin kendaraannya dan meminta pertolongan.
"Saya jalan ketemu lampu merah Buaran situ, di Radin Inten. Saya berhenti saya cabut kuncinya saya matikan saya minta pertolongan," ujarnya.
Kemudian di Angkot tinggal si pelaku Hermawan dan Isna berserta bayinya yang berusia dalam kondisi disandera dengan pisau.
Tidak lama polisi dan warga berdatangan karena teriakan Cikal. Negosiasi dilakukan, sekitar 30 menit. Hermawan menolak menyerah, hingga akhirnya anggota Polantas Iptu Sunaryanto masuk ke Angkot dan menembak tangan kanan Hermawan. Kemudian driver Go-jek bersama warga mengambil pisau. 
Pelaku tetap di Angkot, sedang Isna dan anaknya dibawa ke RS Islam Pondok Kopi. Sedang pelaku dan Angkot dibawa ke RS Polri Kramat Jati.
Cikal lalu menjelaskan bahwa pelaku menodong penumpang di angkot untuk biaya pulang kampung. "Ya itu buat mudik, ke daerah Kebumen," tutur pengemudi angkot KWK T 25 ini.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Related Posts

Sopir Angkot KWK Ceritakan Awal Mula Penyanderaan Hermawan
4/ 5
Oleh